Milenial dan Pengaruhnya pada Perubahan Zaman

Judul: Millenials Kill Everything

Pengarang: Yuswohady, Farid Fatahillah, Budi Tryaditia, dan Amanda Rachmaniar

Resensi:

Judul             : Millenials Kill Everything

Penulis          : Yuswohady, Farid Fatahillah, Budi Tryaditia, dan Amanda Rachmaniar

Penerbit        : Gramedia

ISBN :978-602-03-3868-2

No. Panggil    : 305.23 YUS m

Millenials don’t want interruption, they want interaction”

Karya dari Yuswohady dkk. ini mengulas tentang milenial yang disebut sebagai penggerak perubahan di kehidupan. Salah satunya adalah pengaruhnya terhadap pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Buku setebal 318 halaman ini secara gamblang menjelaskan karakteristik milenial di antaranya kalangan yang paling knowledgeable dan challenge-seeker atau pencari serta penyuka tantangan. Dalam buku ini, kalangan milenial juga disebut sebagai kalangan yang tidak menyukai konsep kepemilikan sehingga disebut sebagai generasi yang mempelopori konsep symmetric sharing (search, rating, review) yang pada akhirnya berpengaruh terhadap supply-demand suatu produk.

Yuswohady dkk. menarasikan kalangan milenial sebagai generasi yang sangat ketergantungan dengan teknologi karena sangat akrab dengan gadget sedari usia dini. Namun di sisi lain, hal tersebut memiliki sisi negatif diantaranya lack of communication antarindividu. Milenial memang sangat tanggap dengan perkembangan teknologi, tetapi terbatas dalam kemampuan berkomunikasi.

Part yang menurut Mimin paling relate yaitu narasi bahwa milenial adalah generasi yang menyukai konsep kasual, bahkan dalam penyelenggaraan pernikahan. Konsep yang santai dan sederhana kiranya menjadi opsi generasi milenial. “Yang penting esensinya tersampaikan”, setidaknya itu yang dikatakan tentang pernikahan oleh teman-teman Mimin yang berasal dari generasi milenial.

Secara keseluruhan, buku ini sangat MinPus rekomendasikan, bukan hanya untuk Sobat Perpus milenial, tetapi untuk berbagai kalangan yang ingin tahu “gimana sih milenial itu sebenarnya?”